Home / Ekonomi Daerah di Kabupaten Natuna

Ekonomi Daerah di Kabupaten Natuna

Pertanian Tanaman Pangan

Dari keseluruhan lahan pertanian yang ada di Kabupaten Natuna tahun 2019, sebanyak 419,5 hektar merupakan lahan sawah. Lahan sawah di Kabupaten Natuna sebagian besar tidak memiliki irigasi, karena dari 419,5 hektar luas lahan sawah di Natuna, luas lahan sawah yang memiliki sistem irigasi hanya 156 hektar, sedangkan sisanya sebanyak 263,5 hektar merupakan sawah non irigasi dan sebanyak 257,5 hektar merupakan sawah tadah hujan. Dari seluruh sawah yang dimiliki Natuna, sawah yang ditanami padi sebanyak 312 hektar, dimana 246 hektar ditanam di lahan sawah yang tidak memiliki sistem irigasi.

Luas panen padi di Kabupaten Natuna tahun 2019 mencapai 132,79 hektar jumlah ini meningkat sebanyak 11.07 ha dibandingkan  tahun sebelumnya yang hanya mencapai 119,56 hektar  dari segi produksi,   produksi padi tahun 2019 mencapai 457,73 ton, jumlah ini hamper mencapai 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 284,05 hektar dan produktivitas padi mencapai 1,9 ton setiap hektar. Produksi padi setara beras yang dihasilkan tahun 2019 di Natuna mencapai 260,58 ton. Kecamatan dengan panen padi terbanyak adalah Kecamatan Serasan Timur, dengan ,luas panen padi sebesar 57,6 hektar dan produksi padi sebanyak 108,86 ton. Akan tetapi, kecamatan yang memiliki produktivitas padi tertinggi adalah Kecamatan Bunguran Batubi, dengan 2,05 ton setiap hektar.

Tanaman palawija banyak ditanam di Natuna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu palawija termasuk dalam pertanian subsisten. Tanaman yang paling banyak dipanen yaitu ubi kayu sebanyak 84,4 hektar. Kecamatan dengan panen ubi kayu terbanyak adalah Serasan dengan luas panen sebesar 24 hektar. Selain ubi kayu, tanaman palawija yang juga ditanam di Natuna adalah tanaman jagung dan kedelai. Pada tahun 2018, produksi jagung mencapai 9,45 ton GKG dengan kecamatan yang panen jagung terbanyak merupakan Bunguran Timur Laut, yaitu sebanyak 4,2 ton GKG. Pada tanaman kedelai, produksi kedelai di Natuna tahun 2018 mencapai 2,12 ton, dimana semuanya dipanen di kecamatan Bunguran Batubi.

Holtikura (Sayur-Sayuran dan Buah-buahan)

Produksi sayuran dan buah-buahan di Natuna termasuk yang cukup baik karena kondisi tanah dan cuaca yang mendukung. Namun, skala usahanya masih kecil karena kurangnya modal dan pemasaran yang terkendala sehingga sayuran dan buah-buahan yang dipanen terbuang. Data perbandingan luas panen tahun 2018 dan 2019 menunjukkan bahwa di Kabupaten Natuna pada tahun 2019 rata-rata mengalami peningkatan. Untuk peningkatan luas panen terbesar pada tahun 2019 terjadi pada komoditas cabai besar dari 5 hektar menjadi 27 hektar, sehingga peningkatannya mencapai 440 persen dibanding tahun 2018. Akan tetapi, komoditas yang memiliki luas panen terbesar di Natuna pada tahun 2019 bukanlah cabai besar, melainkan kangkung, yaitu 59.5 hektar. Terdapat tiga komoditas yang mengalami penurunan luas panen, yaitu komoditas semangka yang mengalami penurunan paling besar mencapai 10 persen, dari tahun 2018 ada sebesar 30 hektar menjadi 27 hektar pada 2019. Lalu komoditas kangkung yang mengalami penurunan sebesar 5.56 persen, serta komoditas petsai/sawi yang mengalami penurunan sebesar 4.55 persen..

Rata-rata perbandingan data produksi sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Natuna pada tahun 2018 dan 2019 secara umum, terjadi peningkatan. Dari 14 komoditas yang dihasilkan di Kabupaten Natuna, 5 komoditas mengalami penurunan, sedangkan 9 komoditas mengalami pengingkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada komoditas tomat dari tidak ada produksi pada tahun 2018 menjadi berproduksi sebesar 11 kuintal pada tahun 2019. Peningkatan terbesar selanjutnya adalah komoditas labu siam sebesar 400 persen (dari tidak ada produksi menjadi berproduksi 4 kuintal di tahun 2019), lalu cabai besar yang mengalami peningkatan sebesar 397.5 persen dari 40 kuintal pada tahun 2018 menjadi 199 kuintal pada tahun 2019. Penurunan produksi terbesar terjadi pada komoditas petsai/sawi yaitu sebesar 47.25 persen dari 91 hektar di tahun 2018 menjadi 48 hektar di tahun 2019. Komoditas ketimun merupakan komoditas sayuran dan buah-buahan semusim dengan produksi terbesar yaitu 336 kuintal selama tahun 2019, dengan penurunan sebesar 7.95 persen dibandingkan tahun 2018. Sementara pada urutan kedua yaitu kangkung sebesar 286 kuintal, semangka dan cabai rawit yang masing-masing 276 kuintal, dan kacang panjang 259 kuintal.

Pada tahun 2019 secara umum terjadi peningkatan jumlah produksi pada tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan di Kabupaten Natuna, peningkatan yang terjadi cukup pesat dengan kenaikan ratarata di atas 200 persen atau meningkat 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi terbesar adalah komoditas sukun dari 6 kuintal menjadi 128 kuintal di tahun 2019 (kenaikannya mencapai 2033 persen), kemudian komoditas mangga dari 438 kuintal pada tahun 2018 menjadi 4921 kuintal (naik 1023 persen), serta rambutan dari 90 kuintal pada tahun 2018 menjadi 742 kuintal (naik 724 persen). Penurunan produksi tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan di Kabupaten Natuna terjadi pada 3 komoditas. Penurunan tertinggi terjadi pada komoditas belimbing dari 37 kuintal menjadi 21 kuintal di tahun 2019 (turun 43.24 persen), lalu komoditas papaya yang mengalami penurunan sebesar 12.29 persen dari berproduksi sebesar 236 kuintal di tahun 2018 menjadi 207 kuintal di tahun ini. Selanjutnya ada komoditas nenas yang produksinya turun 10 kuintal dari tahun sebelumnya, dari 148 kuintal menjadi 138 kuintal di tahun 2019 (turun 6.76 persen).

Apabila dilihat dari produksi tahun 2019, lima komoditas yang berproduksi paling banyak diantaranya adalah komoditas manga, durian, pisang, nangka/cempedak, dan rambutan. Kelima komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Natuna. Tanaman mangga paling banyak dihasilkan di Kecamatan Pulau Laut yaitu sebesar 3260 kuintal atau sekitar 66 persen dari jumlah produksi keseluruhan komoditas mangga. Kecamatan Serasan diurutan kedua penghasil manga terbesar dengan jumlah produksi sebanyak 360 kuintal (7.32 persen), lalu Kecamatan Bunguran Utara dengan produksi sebanyak 351 kuintal (7.13 persen) diurutan ketiga. Produksi terbesar kedua yaitu durian sebanyak 2220 kuintal, dengan produksi yang terbanyak yaitu di Kecamatan Bunguran Utara sebanyak 1001 kuintal (45 persen dari total keseluruhan produksi komoditas buah durian). Diurutan kedua produksi buah durian terbesar adalah Kecamatan Bunguran Timur Laut, yaitu sebanyak 422 kuintal (19 persen). Kecamatan Pulau Laut dan Serasan Timur merupakan kecamatan yang tidak menghasilkan komoditas durian di tahun 2019. Produksi ketiga terbesar yaitu pisang sebanyak 981 kuintal, dengan produksi terbesar didominasi oleh Kecamatan Bunguran Timur Laut, yaitu sebesar 320 kuintal (32.62 persen), lalu Kecamatan Bunguran Selatan sebanyak 152 kuintal (15.50 persen), dan Kecamatan Subi sebanyak 104 kuintal (10.60 persen). Kecamatan Bunguran Barat adalah satu-satunya kecamatan yang tidak menghasilkan komoditas pisang di tahun 2019. Komoditas nangka/cempedak diurutan keempat dengan produksi sebanyak 770 kuintal, dengan produksi terbanyak berada di Kecamatan Bunguran Barat sebanyak 386 kuintal (50.13 persen), Kecamatan Bunguran Selatan sebanyak 100 kuintal (12.99 persen), dan Kecamatan Serasan sebanyak 87 kuintal (11.30 persen). Kecamatan Pulau Laut dan Bunguran Timur Laut adalah kecamatan yang tidak menghasilkan komoditas nangka/cempedak di tahun 2019. Diurutan kelima komoditas dengan produksi terbesar adalah rambutan dengan produksi di tahun 2019 sebesar 742 kuintal, dengan Kecamatan Pulau Tiga Barat sebagai penghasil terbesar sebanyak 300 kuintal (40.43 persen), lalu Kecamatan Bunguran Utara sebanyak 120 kuintal (16.17 persen), dan Kecamatan Bunguran Timur Laut sebanyak 87 kuintal (11.73 persen). Komoditas rambutan selama tahun 2019 tidak dihasilkan di Kecamatan Bunguran Barat, Pulau Laut, Subi, dan Serasan Timur.

Di Kabupaten Natuna, ada 11 komoditas tanaman biofarmaka yang ditanam yaitu jahe, laos/lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, dlingo/dringo, kapulaga, mengkudu/pace, dan lidah buaya. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, maka tahun ini ditemukan/dihasilkan lebih banyak jenis tanaman biofarmaka dibanding tahun lalu. Selain itu, dapat diketahui bahwa produksi terbanyak tanaman biofarmaka di Kabupaten Natuna selama 2019 yaitu jahe (909 kg), laos/lengkuas (769 kg), dan kencur (301 kg). Untuk tanaman biofarmaka yang paling sedikit diproduksi di Kabupaten Natuna adalah lidah buaya (1 kg), kapulaga (9 kg), dan dlingo/dringo (15 kg). Secara keseluruhan, produksi tanaman biofarmaka di Kabupaten Natuna mengalami pengingkatan pada tahun 2019 untuk setiap jenisnya. Untuk tanaman temuireng, dlingo/dringo, kapulaga, mengkudu/pace, dan lidah buaya tidak dihasilkan di tahun 2018 namun dihasilkan di tahun 2019. Di luar tanaman-tanaman baru tersebut, peningkatan terbesar terjadi pada tanaman temulawak, yakni dari 2 kg pada tahun 2018, menjadi 115 kg pada tahun 2019 atau sebesar 5650 persen (naik sekitar 56 kali lipat). Selanjutnya diikuti dengan tanaman lempuyang yang mengalami kenaikan terbesar kedua, yakni dari 10 kg pada tahun 2018 menjadi 77 kg pada tahun 2019 atau sebesar 670 persen, lalu ada tanaman kunyit yang naik sebesar 366.67 persen dari 27 kg menjadi 126 kg di tahun 2019. Untuk luas panen di Kabupaten Natuna untuk tanaman biofarmaka (gambar 5.2) di tahun 2019, dapat dilihat tanaman yang memiliki luas panen tertinggi adalah jahe (632 m2 ), laos/lengkuas (615 m2 ), dan kencur (378 m2 ). Sedangkan untuk luas panen terkecil adalah tanaman lidah buaya (1 m2 ) dan temuireng (14 m2 ). Sama seperti produksi, secara keseluruhan luas panen di Kabupaten Natuna untuk tanaman biofarmaka juga mengalami kenaikan. Di mana kenaikan paling besar terjadi pada tanaman temulawak, dari 1 m2 menjadi 63 m2 (naik 6200 persen). Lalu ada tanaman lempuyang, dari 13 m2 menjadi 90 m2 (naik 592.31 persen), dan tanaman kunyit diposisi ketiga dengan kenaikan sebesar 237.04 persen, dari 27 m2 menjadi 91 m2 di tahun 2019.

Perkebunan

Perkebunan merupakan subsektor pertanian yang penting di dalam pengembangan pertanian baik di tingkat regional maupun nasional. Luas lahan tanaman perkebunan terbesar yaitu kelapa (12. 405hektar) dan cengkeh (12.132,5 hektar). Namun, tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang potensial di Natuna yaitu kelapa yang memiliki angka produksi terbesar yaitu 11.365,80 ton jika dibandingkan komoditas lainnya. Produksi karet yang sebelumnya mencapai 4.589 ton menurun 22 persen menjadi 3.575,15 ton di tahun 2019. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman cengkeh yaitu dari 7.487 ton menurun menjadi 7.057 ton pada 2019 atau menurun 5,7 persen dari tahun sebelumnya.

Peternakan

Hewan ternak yang dipelihara di Natuna yaitu sapi dan kambing. Produksi sapi potong dan kambing di Natuna 2019 mengalami kenaikan dibandingkan 2018. Produksi sapi potong naik dari 76.704 kg pada 2018 menjadi 78.912 kg pada 2019. Produksi kambing juga naik dari 75 kg pada 2018 menjadi 375 kg pada 2019. Hal tersebut juga dialami oleh ayam pedaging, dari 609.804 kg pada 2018 menjadi 633.295 kg pada 2019. Produksi ayam kampung juga meningkat dari 17.312 kg pada 2018 menjadi 19.772 kg pada 2019. Produk lain yang dihasilkan dari sektor peternakan di 2019 adalah telur dari ayam kam‐ pung dan iƟk. Produksi telur unggas pada 2019 meningkat dibanding 2018, dengan produksi terbesar adalah telur ayam kampung, yaitu sebe‐ sar 8.660 kg.

Perikanan

Keadaan wilayah geografis yang sebagian besarnya merupakan laut menjadikan potensi perikanan Kabupaten Natuna memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Perikanan tangkap lebih mendominasi baik dari segi jumlah rumah tangga usaha maupun produksi dibanding perikanan budidaya. Jumlah produksi perikanan tangkap di laut tahun 2019 mencapai 104.879,81 ton dengan nilai 2.565.475.463 ribu rupiah. Kecamatan dengan produksi perikanan tangkap di laut yang terbesar adalah kecamatan Bunguran Barat, dengan produksi sebanyak 26.019,51 ton, atau sebanyak 24,80 persen dari total produksi di Natuna.

Produksi perkanan budidaya dari kegiatan Budidaya Ikan Laut di Kabupaten  Natuna tahun 2019 mencapai 203,34 ton, Kecamatan dengan Budidaya Ikan Laut adalah Kecamatan bunguran Barat  mencapai 70,98 ton, sedangkan Budidaya Ikan Air Payau hanya 0,22 ton Cuma ada di Kecamatan Bunguran Utara. Budidaya rumput laut mencapai 27,1 ton yang berada di kecamatan Pulau Tiga dan Serasan mencapai  0,5 dan 26,6 ton. Budiddaya Air TAwar dengan produksi mencapai 36,2 ton dan Kecamatan yang membudidaya air tawar adalah Kecamatan Bunguran Batubi, Bunguran Timur dan Bunguran Tengah dengan Produksi mencapai 18 ton, 15,64 ton dan 2,56 ton

Pertambangan

Hasil dari kegiatan pertambangan di Kabupaten Natuna meliputi minyak mentah dan gas bumi. Jumlah lifting minyak mentah mengalami peningkatan dari 4.773.443 barel pada 2017 menjadi 4.920.340 barel pada 2018. Selain terjadi peningkatan produksi terdapat pula kenaikan harga dari US$49,49 menjadi US$66,23. Sementar itu, nilai pendapatan kotor juga mengalami peningkatan dari US$236.215.854 pada 2017 menjadi US$325.897.894 pada 2018 dan untuk tahun 2019 sampai dengan Triwulan 3 menjadi 3.138143 Barel dengan nilai US$191.413.340

Sama halnya dengan minyak mentah, gas bumi mengalami penurunan jumlah produksi sebesar 10 persen, dimana produksi tahun 2017 sebesar 52.291.612 MMBTU turun menjadi 46.553.622 Tahun 2018 dengan nilai pendapatan kotor pada tahun 2017 US$.432.690.008  dan Tahun 2018 pendapatan kotor menjadi US$. 486.217.91 namun harga rata-rata gas bumi meningkat menjadi US$. 10.44. pada triwulan 3 tahun 2019 produksi 34.772.019 MMBTU dengan pendapatan US$.336.679.187

Listrik dan Air Minum

Rumah tangga merupakan salah satu pelanggan listrik yang konsumsinya paling besar. Total keseluruhan pelanggan listrik di Kabupaten Natuna sebanyak 22.705 pelanggan, terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2018. Jumlah produksi listrik 2019 sebesar 57.450.715 KWh. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 50.894.309 KWh. Sementara itu, 87,1 persen dari produksi listrik habis terjual atau sebesar 50.036.893 KWh. Selain itu, dari jumlah produksi listrik terdapat susut sebesar 8,3 persen atau 4.780.822 KWh. Pelanggan terbanyak berasal dari Kecamatan Bunguran Timur dan pelanggat paling sedikit berada di Kecamatan Suak Midai.sedangkan dilihat dari segi pembangkit listrik yang ada di Kabupaten Natunaterdapat total 15 pembangkit linstrik dengan  produksi terbesar berada  pembangkit listrik ranai yang mencapai 41.526.636 Kwh selama tahun 2019. Produksi terkecil berasal dari pembangkit listrik sekatung yang hanya mencapai 1.038 Kwh . Distribusi air bersih di kabupaten Natuna berjumlah sebesar 1.492.232 m3 dengan jumlah pelanggan mencapai 6.210. Sebanyak 5.589 pelanggan berasal dari keca‐ matan Bunguran Timur. Secara keseluruhan, pada tahun 2019 hanya terdapat 5 kecamatan yang sudah dialiri air oleh PDAM, yaitu keca‐ matan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Bun‐ guran Utara, Bunguran Selatan, dan Bunguran Tengah.

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka 2019