Perjalanan ke Pulau Serasan (I)
Redaksi natunakab.go.id kali ini mendapat kesempatan berkunjung ke Pulau Serasan. Pulau Serasan merupakan salah satu pulau yang ada di Kabupaten Natuna. Di Pulau Serasan ini terdapat 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Serasan dan Kecamatan Serasan Timur.
Untuk menuju ke Pulau Serasan hanya ada dua alternative, yaitu pertama melalui jalur udara dan kedua melalui jalur laut. Dari dua alternatif yang ada untuk kondisi saat ini, alternatif pilihan kedua menjadi alternatif yang utama, hal ini dikarenakan untuk alternatif satu, hanya bisa ditempuh melalui pesawat carteran dengan jenis pesawat kategori kecil, karena sampai saat ini belum dibuka jalur komersil untuk penerbangan ke Pulau Serasan.
Atas kondisi itu, maka jalur laut menjadi salah satu solusi untuk menuju dan keluar dari Pulau Serasan. Pada dekade di bawah tahun 1980-an, orang-orang Pulau Serasan pada umumnya mempergunakan pompong (kapal kayu) sebagai sarana tranportasi lautnya dan perahu layar sehingga bisa memakan waktu berhari-hari untuk mencapai daerah lainnya. Kini transportasi laut yang ada lebih banyak sehingga jauh lebih effisien dan effektif. Hal ini tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat serta pihak-pihak swasta yang berpartisipasi menyediakan jasa untuk angkutan barang.
Beberapa kapal yang saat ini dapat menjadi pilihan untuk menuju dan keluar dari Pulau Serasan yaitu, KM. Bukit Raya, KM Sabuk 39, KM. Trigas 3, dan KM Bahari 5. Dengan banyaknya alternatif pilihan kapal tersebut, maka akan semakin memperlancar akses lalu lintas orang yang ada di Pulau Serasan.
Dari beberapa alternatif pilihan yang ada, Tim beberapa waktu lalu memilih KM. Bukit Raya sebagai alternatif pilihan. KM. Bukit Raya sendiri menyediakan beberapa jasa pelayanan penumpang di Kapal. Pertama, Kelas Ekonomi, diperuntukkan bagi mereka yang ingin beristirahat/tidur dengan mempergunakan dek. Dek-dek sifatnya terbuka dan ditempati banyak penumpang. Untuk pilihan kelas ekonomi, ke Pulau Serasan di pungut biaya Rp. 77.000, disamping itu juga terdapat kamar-kamar yang terdiri atas kamar dengan kategori Kelas II dan Kelas I. Untuk kategori Kamar Kelas II ditempati untuk 4 (empat) orang dengan biaya per orang Rp. 200.000 dengan fasilitas tempat tidur lengkap dengan perlengkapannya (bantal, guling dan selimut), lemari serta toilet sedangkan Kategori Kamar Kelas I ditempati 2 (dua) orang dengan biaya per orang Rp. 221.000 tersedia fasilitas tempat tidur lengkap dengan perlengkapannya (bantal, guling dan selimut), lemari, toilet di tambah fasilitas meja untuk makan atau bekerja dan televisi.
Menunggu di Selat Lampa
Calon penumpang yang akan berpergian pada umumnya menunggu sekitar 1 – 2 jam kedatangan kapal di Pelabuhan Selat Lampa. Pada umumnya calon penumpang maupun pengantar yang akan berpergian maupun yang akan menjemput di Pelabuhan Selat Lampa lebih menyukai beristirahat di warung-warung yang berada di sekitar pelabuhan. Selain menyediakan makanan dan minuman, warung-warung ini juga menyediakan “oleh-oleh” yang bisa dibawa penumpang untuk “oleh-oleh” sanak keluarga. Beberapa jenis makanan “oleh-oleh” yang banyak dijual seperti kerupuk singkong, kerupuk sukun, kerupuk ikan, kerupuk atom, sotong bakar dan lain-lain. Makanan ini merupakan produk asli Natuna yang terjamin rasanya. Sedangkan harga per kantong relatif murah, antara Rp. 5.000 – Rp. 10.000 / bungkus.
Selain tersedia makan dan minum di kantin, saat ini juga sudah tampak beberapa orang anak yang ikut menjajakan makan dan minuman kepada calon penumpang, pengantar, penjemput, serta kepada para sopir taxi dan buruh (porter) yang ada di pelabuhan. Tak jarang para penumpang menghabiskan waktu menunggu kapal dengan kegiatan memancing ikan di seputar pelabuhan Selat Lampa. Ya, Selat Lampa merupakan salah satu areal favorit untuk kegiatan memancing ikan. Sehingga dengan waktu 1 – 2 jam menunggu kapal, ikan pun banyak didapat.
(Ditulis oleh : Hastuti –Redaksi)