Home / Natuna News / Intervensi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting

Intervensi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting

Rizal Rinaldy : Mengenal Stunting dan Efeknya Pada Pertumbuhan Anak

WartaKominfo_ Melalui Forum Dialog Bantuan Sosial Bantuan Pangan Non Tunai Program Keluarga Harapan (BPNT/PKH) Dalam Rangka Intervensi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting di Kabupaten Natuna, Kepala Dinas Kesehatan Perlindungan Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Rizal Rinaldy menjelaskan kepada masyarakat dalam mengenali Stunting beserta efeknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di Ruang Pertemuan Rumah Makan Sisi Basisir Ranai, Rabu (28/08).

Stunting atau biasa dikenal dengan sebutan Katai pada anak dapat dikenali apabila tinggi ideal anak tidak sesuai dengan usia anak. Kebanyakan orang tua hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badan saja. Jika berat badan cukup, anak tersebut dianggap sudah sehat. Padahal, tinggi badan adalah salah satu faktor yang menentukan apakah nutrisi anak sudah baik atau belum. Pertumbuhan tinggi badan yang tidak normal dikenal dengan nama stunting atau katai. Lalu, apa efek yang akan terjadi pada anak yang mengalami stunting, yaitu pertumbuhan tinggi badan anak tidak sama dengan teman seusianya?

Melalui forum dialog tersebut, Rizal Rinaldy menyampaikam bahwa stunting merupakan kondisi kronis buruknya pertumbuhan linear seorang anak yang merupakan akumulasi dampak berbagai faktor seperti buruknya gizi dan kesehatan sebelum dan sesudah kelahiran anak tersebut. Ia juga mengatakan secara umum stunting jarang di kenal ditengah masyarakat sehingga masyarakat kurang menyadari adanya stunting di tengah mereka.

“Istilah Stunting tidak dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal dengan istilah lain seperti pendek, cebol, kate, katai, capul atau kerdil. Cegah stunting itu penting, jadi jangan sampai ada lagi yang katai” ujar Rizal Renaldy.

Ada beberapa penyebab terjadinya stunting diantaranya status gizi yang tidak mencukupi atau dapat dikatakan bahwa pola makanan yang tidak mencukupi standar gizi. Selain itu, stunting juga dapat disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat termasuk gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak sehat.

Dalam upaya pencegahan stunting, Pemerintah telah membuat suatu program yaitu Interverensi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting yaitu dengan melakukan interverensi Gizi Spesifik bagi Kabupaten/Kota dengan masal Gizi Akut terhadap Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi dan Balita, Anak Usia Sekolah, Remaja dan Usia Produktif, serta Lansia.

Rizal juga menyampaikan, di Kabupaten Natuna banyak terdapat anak-anak yang mengalami stunting. Berdasarkan data dari puskesmas-puskesmas dan kader-kader di Posyandu, di tahun 2013 terdapat 26,4% dari jumlah anak Natuna yang mengalami stunting. Dan di Tahun 2018, Natuna ditetap sebagai daerah Intervensi stunting yang berada di 10 Desa dari 6 Kecamatan. Desa tersebut diantaranya Desa Mekar Jaya, Pian Tengah, Selaut, Batubi Jaya, Sungai Ulu, Batu Gajah, Kelarik Utara, Serantas, Setumuk dan Batubi.

Sedangkan di Tahun 2019 terdapat penambahan 5 Desa yang yang menjadi intervensi stunting di Kabupaten Natuna yaitu, Desa Pengadah, Sebadai Hulu, Cemaga Utara, Tanjung Kumbik Utara dan Selading. (Diskominfo/Mardi)

x

Check Also

Wakil Bupati Rodhial Sidak Kantor OPD Natuna di Hari Pertama Kerja

(wartaKominfo) – Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda didampingi Sekretaris Daerah, para Asisten, ...