Home / Natuna News / Menggali Potensi Natuna sebagai Geo-park Dunia

Menggali Potensi Natuna sebagai Geo-park Dunia

Batam: Acara SIDI-Natuna tahun 2018 adalah kelanjutan kegiatan tahun sebelumnya. Tema sentralnya adalah “Kekayaan Alam dan Budaya di Natuna sebagai Aset Diplomasi Maritim”. Sebagaimana kegiatan tahun yang lalu, yang selalu bersifat lintas sektoral, maka kegiatan tahun ini juga melibatkan institusi-institusi terkait, termasuk Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kemenko Kemaritiman, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Ekonomi Kreatif.(3-4/7)

Pihak swasta seperti PT. Siemens Indonesia, sebuah perusahaan Jerman yang sudah mengglobal, juga diajak berpartisipasi. Siemens mempunyai beberapa kegiatan bisnis dan investasi, untuk pembangkit energi dengan memanfaatkan sumber-sumber lokal yang ideal untuk pulau-pulau kecil.

SIDI-Natuna memiliki dua agenda kegiatan antara lain yang pertama, adalah menjajaki potensi Natuna sebagai Geopark Site. Kementerian Luar Negeri telah melibatkan tim ESDM, yang diperkuat oleh pakar dari Universitas Padjajaran, untuk melakukan kajian awal mengenai potensi Natuna sebagai Geopark, baik untuk tingkat nasional, maupun kedepannya untuk menjadikan Natuna sebagai bagian dari Global Geopark Network of UNESCO.

Indonesia telah berhasil memperjuangkan beberapa geopark nasional menjadi bagian dari “Global Geopark Network of UNESCO”. Misalnya, yang telah berhasil diterima oleh UNESCO adalah Danau Batur, Gunung Sewu, Gunung Rinjani, dan Ciletuh. Saat ini, Indonesia juga sedang memperjuangkan geopark Danau Toba kedalam “Global Geopark Network of UNESCO” tersebut. Banyak site di Natuna, termasuk batu granit, yang berusia lebih dari 100 juta tahun, dan situs situs laut lainnya, untuk menjadi maritime geopark yang handal. Keuntungan dari suatu situs menjadi bagian dari geopark UNESCO, adalah terjaganya kelestarian situs dan meningkatnya kunjungan wisata ke situs tersebut. Devisa daerah bakal meningkat.

Selain itu, aspek budaya dan kesejarahan Natuna juga perlu terus didalami dan dilestarikan. Sebagai contoh, “Pantun di wilayah Kepulauan Riau” sedang dalam proses untuk diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO. Melalui kajian budaya dan kesejarahan, para akademisi perlu menggali peran Natuna dalam sejarah “Jalur Rempah Nusantara”. Dengan demikian, dunia tidak hanya dijejali dengan sejarah “jalur sutra Tiongkok”. Dunia harus tahu, bahwa ada jalur perdagangan maritim yang dikenal dengan “jalur kayu manis” dan “jalur rempah”, yang dibangun oleh Kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Dan Natuna, adalah salah satu Bandar Laut Internasional di abad keemasan Nusantara tersebut.

Telah ada komitmen dari Pemprov Kepulauan Riau dan Pemkab Natuna untuk mendukung suksesnya geopark Natuna dan penggalian sejarah Natuna, dan perairannya sebagai bagian integral dari sejarah Indonesia.

Menurut Dr. Syamsu Bahrun, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau, Natuna bisa mencontoh Hawaii. Hawaii, adalah pangkalan angkatan laut AS yang terbesar di Kawasan Pasifik. Namun pada saat yang sama, Pemerintah Federal AS maupun otoritas lokal di Hawaii, berhasil mengembangkan kepulauan tersebut menjadi pusat turisme dunia dan bahkan pusat ekonomi yang berkembang pesat. Inilah contoh yang bagus, dimana pembangunan pertahanan dan pembangunan sosial ekonomi masyarakat berjalan bersama-sama dan saling menguatkan. Natuna bisa mencontoh pola pembangunan seperti ini.

(Sumber: Pusat PPKOI/Kemlu)

Sumber : https://www.kemlu.go.id/id/berita/berita-perwakilan/Pages/Menggali-Potensi-Natuna-sebagai-Geo-park-Dunia.aspx

Sumber Gambar : https://www.kemlu.go.id/id/berita/PublishingImages/201807/Natuna.jpg

x

Check Also

Sosialisasi Pembinaan Dan Tata Kelola Pendirian Rumah Ibadah

(wartaKominfo) – Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Badan Kesatuan Bangsa Politik menggelar sosialisasi ...