Home / Natuna News / Raker Aksi Konvergensi Stunting di Kepulauan Riau 2021.

Raker Aksi Konvergensi Stunting di Kepulauan Riau 2021.

(wartaKominfo) – 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi. Stunting sangat penting untuk dicegah. Hal ini disebabkan oleh dampak stunting yang sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak, oleh sebab pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan Rapat Kinerja Aksi Konvergensi Stunting di Kepulauan Riau 2021, melalui via zoom, 07/06/2021.

Dalam Kesempatan tersebut Wakil Gubernur Kepulauan Riau Marlin Agustina menyampaikan bahwa “berdasarkan hasil studi kasus gizi balita Indonesia tahun 2019, frekuensi stunting di Kepulauan Riau sebesar 16,6% sedangkan angka nasional 27, 2%. Penyebab masih adanya penderita balita stunting salah satunya adalah rendahnya akses makanan, sehingga Ibu pada masa remaja kurang gizi bahkan pada masa kehamilan dan menyusui, disamping itu pada masa bayi anak tidak mendapatkan asupan pola gizi yang sesuai pola pemberian makan terbaik untuk bayi dan anak”. Ujar Marlin

Selanjutnya Marlin menyampaikan “pola pemberian makanan terbaik untuk bayi dan anak untuk usia 2 tahun adalah yaitu memberikan kesempatan kepada bayi melakukan inisiasi menyusui dini atau IMD yaitu memacu kecerdasan bayi untuk mencari ASI ibunya sendiri. Selanjutnya menyusui bayi setelah lahir secara eksklusif sampai umur 6 bulan memberikan makanan pendamping ASI, hal seperti ini jangan dianggap sepele pemerintah provinsi selalu memberikan edukasi kepada masyarakat guna mencegah tingginya Stunting di Kabupaten/Kota”.

“Perlu kita ketahui efek dari stunting sangatlah besar salah satunya adalah anak bisa mengalami obesitas dan kekurangan gizi bahkan sampai ke gizi buruk dan anak akan mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai, inilah penting adanya edukasi yang sesuai agar pencegahan stunting bisa terlaksana, salah satunya adalah kepada pasangan yang ingin menikah agar diberikan edukasi pranikah tujuannya yaitu setiap pasangan itu bisa mengetahui ataupun mempelajari apa yang akan terjadi jikalau mereka menempuh kehidupan di saat memasuki dunia pernikahan, salah satu cara agar pencegahan stunting itu bisa terlaksana di kalangan pasangan muda-mudi”.

“Kata lain konvergensi ini dapat diartikan sebagai upaya pendekatan intervensi yang dilakukan terpadu dan bersama-sama kepada sasaran wilayah terpadu yang berpotensi akan tingginya angka stunting, dilaksanakan untuk meningkatkan intervensi pemberian gizi kepada balita terpadu dan bersama-sama”. Jelasnya

Marlin berharap dengan adanya rapat kerja konvergensi stunting ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa tentang upaya-upaya pencegahan stunting pada bayi dan anak baik pada saat sebelum pranikah dan masa menyusui.

Hadir dalam rapat tersebut yaitu Wakil Gubernur Kepri, Perwakilan dari Dinas sosial dan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten/Kota se- Provinsi Kepulauan Riau.

(Diskominfo/Sadria)

x

Check Also

Wakil Bupati Rodhial Sidak Kantor OPD Natuna di Hari Pertama Kerja

(wartaKominfo) – Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda didampingi Sekretaris Daerah, para Asisten, ...